Sabtu, 23 November 2013

Tugas RPL 5

Hadi Cahyatulloh
XW41/12
12402014

 

DFD Movie ticketing in a cinema


Berikut adalah DFD sederhana Dari sebuah Aplikasi Sistem Pemesanan Tiket Bioskop






Sabtu, 16 November 2013

Tugas RPL 4

Proyek Pengembangan Perangkat Lunak Pesanan Untuk Toko Baju Online


Proses pembangunan perangkat lunak ini untuk memudahkan pelanggan untuk memasukan foto dirinya, ukuran badannya dan warna favoritnya sehingga bisa dipilih baju yang cocok untuknya.
personel-personel  ini akan di kelompokan menjadi 5 kategori yaitu :

1.      Manajer Senior
Berperan sebagai yang membuat kebijakan, keputusan dan strategi dalam proyek, semuanya  dipegang oleh manajer senior
2.      Manajer Proyek (pemimpin tim)
Berperan sebagai orang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek dan mampu memilih praktisi sesuai dengan posisi.
Karakter Manajer Proyek harus memiliki kemampuan memecahkan masalah, kemampuan manajerial, prestasi dalam menangani proyek, mampu membentuk tim dan mempengaruhi anggota tim
3.      Praktisi/pelaksana
Orang yang mempunyai kemampuan untuk mendapatkan produk/Perangkat lunak
4.      Pelanggan (Clien)
Berperan sebagai pemberi kerja dan menentukan kebutuhan perangkat lunak
5.      Pengguna akhir
Orang yang berinteraksi langsung dengan PL yang dibangun

The SoftwareTim (Tim Proyek Perangkat lunak)

Tugas the software tim yaitu mengatur SDM pada sebuah proyek yang membutuhkan dan orang yang bekerja selama kurun tahun seperti :
Dalam sebuah Tim pastinya ada struktur organisasi yang terbentuk untuk menentukan pembagian tugas yang bisa diterapkan pada tim perangkat lunak. Misalnya semua personel dibagi menjadi beberapa tim, setiap tim mengerjakan satu atau lebih tugas dan koordinasi dikendalikan oleh tim dam manager. Struktur organisasi yang bisa diterapkan yaitu :
  • Controlled Centralized (CC)
Terkontrolnya suatu organisasi yang memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi.
Hanya ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan ditangani langsung oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan terhadap suatu masalah berada di tangan pimpinan utama.
Pimpinan utama ini pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja dan tidak bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu sifat komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat vertikal.
penyelesaian masalah dikerjakan oleh pemimpin, pemimpin melakukan koordinasi internal tim, komunikasi lebih banyak vertikal antara pemimpin dan anggota tim cocok untuk masalah yang sederhana, melakukan penyelesaian, masalah lebih cepat, masalah dengan modularitas tinggi, menghasilkan sedikit kesalahan .

Tugas RPL 3

Desain Untuk Pengembangan Software Proses Model

Dalam model pengembangan software , saya memilih model Spiral , karena mungkin bagi saya model ini mudah untuk di mengerti , software process model yang diterapkan dalam ide-ide saya disini masuk ke dalam type SPIRAL dimana metode proses perangkat lunak ini memadukan penggabungan antara metodologi waterfall dan metodologi prototype dengan upaya memadukan keunggulan diantara keduanya. Metodologi ini ditujukan untuk proyek yang besar, mahal dan rumit. 


Model spiral (spiral model) adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier.

Kelebihan
• Model spiral ini adalah pendekatan yang paling realistik untuk sistem skala besar. Metode ini menggunakan pendekatan evolusioner, sehingga pelanggan dan pengembang dapat mengerti dan bereaksi terhadap suatu resiko yang mungkin terjadi. Model ini membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar.


Keuntungan
• Mungkin akan agak sulit untuk meyakinkan pelanggan besar, bahwa pendekatan evolusioner ini dapat diatur. Hal ini membutuhkan keahlian tersendiri. Selain itu, jika resiko utama tidak ditemukan, maka masalah bisa muncul kemudian. Sehingga membutuhkan kemampuan manajemen dan perkiraan resiko (risk assessment) yang cukup tinggi.

Tujuan
• untuk pengembangan versi pertambahan software secara cepat. untuk menyelesaikan sistem secara global terlebih dahulu, kemudian untuk feature dari sistem akan dikembangkan kemudian. Sehingga mempercepat dalam pengimplementasian project

Cara Kerja
• Bentuk spiral memberikan gambaran bahwa makin iterasinya membesar, maka menunjukkan makin lengkapnya versi dari perangkat lunak yang digunakan. Selama awal sirkuit, objektif, alternatif dan batasan didefinisikan serta resiko diidentifikasi dan dianalisa. Jika analisa resiko menunjukkan ada ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka prototyping harus dibuat pada kuadran engineering. Simulasi dan pemodelan lain dapat digunakan untuk mendefinisikan masalah dan memperbaiki kebutuhan. Pelanggan mengevaluasi hasil engineering (kuadran customer evaluation) dan membuat usulan untuk perbaikan. Berdasarkan masukan dari pelanggan, fase berikutnya adalah planning dan analisis resiko. Setelah analisis resiko, selalu diperiksa apakah proyek diteruskan atau tidak, jika resiko terlalu besar, maka proyek dapat dihentikan
.






Proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop mewakili satu fase dari software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya. Setiap Loop dibagi menjadi beberapa sektor :
1. Objective settings (menentukan tujuan): menentukan tujuan dari  fase yang ditentukan. Batasan-batasan pada proses dan produk sudah diketahui. Perencanaan sudah disiapkan. Resiko dari proyek sudah diketahui. Alternatif strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang diketahui, dan sudah direncanakan.
2. Risk assessment and reduction (Penanganan dan pengurangan resiko): setiap resiko dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkahlangkah penanganan dilakukan, misalnya membuat prototype untuk mengetahui ketidakcocokan kebutuhan.
3. Development and Validation (Pembangunan dan pengujian): Setelah evaluasi resiko, maka model pengembangan sistem dipilih. Misalnya jika resiko user interface dominan, maka membuat prototype User Interface. Jika bagian keamanan yang bermasalah, maka menggunakan model formal dengan perhitungan matematis, dan jika masalahnya adalah integrasi sistem model waterfall lebih cocok.
4. Planning: Proyek dievaluasi atau ditinjau-ulang dan diputuskan untuk terus ke fase loop selanjutnya atau tidak. Jika melanjutkan ke fase berikutnya rencana untuk loop selanjutnya Pembagian sektor tidak bisa saja dikembangkan seperti pada pembagian sektor berikut pada model variasi spiral di bawah ini:


1. Customer communication: membangun komunikasi yang baik dengan pengguna/customer.
2. Planning: mendefinisikan sesumber, batas waktu, informasi-informasi lain seputar proyek
3. Risk analysis: identifikasi resiko managemen dan teknis
4. Engineering: pembangunan contoh-contoh aplikasi, misalnya prototype
5. Construction and release : pembangunan, test, install dan support.
6. Customer evaluation: mendapatkan feedback dari pengguna beradasarkan


evaluasi PL pada fase engineering dan fase instalasi.
Pada model spiral, resiko sangat dipertimbangkan. Resiko adalah sesuatu yang mungkin mengakibatkan kesalahan. Model spiral merupakan pendekatan yang realistik untuk PL berskala besar. Pengguna dan pembangun bisa memahami dengan baik software yang dibangun karena setiap kemajuan yang dicapai selama proses dapat diamati dengan baik. Namun demikian, waktu yang cukup panjang mungkin bukan pilihan bagi pengguna, karena waktu yang lama sama dengan biaya yang lebih besar.

Selasa, 05 November 2013

tugas RPL 2

Hadi cahyatulloh
Mif xw41/12
12402014
Tugas RPL Ide app

Software GPS eyeless

Berbicara Tentang Ide
what's your idea?..........

IDE merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses kehidupan manusia. IDE yang cemerlang selalu dibutuhkan saat kita sedang mencari solusi dalam memecahkan masalah. Apapun jenis kegiatan, pekerjaan

Di tugas kali ini saya ingin mencoba  membuat sesuatu aplikasi yang kira-kira bisa direalisasikan suatu hari.

Ngomong – ngomong tentang ide ini....... sebenarnya bingumg sih mau buat suatu  aplikasi/ software yang belum ada   jaman sekarang banyak orang mempunyai ide-ide yang lebih bagus dan lebih gokil dan banya programer yang lebih handal.

Saya akan coba membuat sesuatu Tentu saja pengennya sih  dikembangkan lebih lanjut untuk menjadi satu produk atau layanan nyata, tidak sekedar tulisan atau angan-angan, tapi hanya awal saja mudah-mudahan suatu hari bisa direalisasikan

Dalam membuat ide  sebuah aplikasi/sofware Bagaimana sebaiknya kita mengolah ide tersebut? 

Pengkajian Awal
Paling awal yang perlu dilakukan adalah sedikit tanya jawab sederhana tentang ide tersebut. Seperti:

* Apakah layanan seperti ini sudah ada? Bagaimana kinerjanya?
* Apa layanan baru ini bermanfaat? Untuk siapa?
* Apa alasan pengguna untuk menyukainya?

Dari pertanyaan-pertanyaan dasar tersebut, bisa dinilai seberapa cerah ide cemerlang tadi. 

Langsung aja ya ke idenya........ sebenarnya ide ini sih ga sengaja kepikiran  ketika saya sedang diperjalanan tak sengaja  melihat seseorang yang kemampuannya mungkin terbatas yaitu seorang dengan penglihatannya terbatas (tuna netra) dia tidak bisa melihat,  orang itu dengan jalan pelan-pelan dengan membawa tongkat ditangannya disitulah karna tidak bisa melihat , saya berpikir kenapa eungga ya saya membuat sesuatu yang bisa bermamfaat bagi orang  yang kemampuannya seperti itu.
Nah disitulah ide saya muncul dan kenapa ga membuat sebuah alat komunikasi seperti handphone, gadget  android msih banyak yang lainnya  untuk orang tuna netra, didalamnya ada sebuah aplikasi/ software yang sangat canggih dan khusus orang tuna netra untuk spesifikasinya sbb:
1.       Kinerjanya hp android  aplikasi ini selain untuk berkomunikasi/ menelepon, sms, audio/sound  yaitu disuguhi sebuah perangkat hardware dan software yang sangat canggih seperti untuk layar sentuhnya dikhususkan untuk orang tidak bisa melihat , kelebihan hand phone  ini  didalamnya ada sebuah Global Positioning System (GPS) yang bisa menunjukan jalan orang itu supaya tidak lagi memakai tongkat  jalannya, di GPS itu ada fitur pendukung untuk membantu oarang itu seperti audio/ sound untuk memberitahu jalan-jalan yang dilaluinya , lalu di handphone itu ada sebuah sensor dan aplikasi sensor yang disatukan GPS itu sendiri supaya sipengguna tuna netra itu tidak celaka dalam berjalan, dengan ini saya namaka GPS ini adalah GPS eyeless
2.       Untuk handphone android ini kegunaan  tentunya sih untuk orang yang tidak bisa melihat (tuna netra)
3.       Untuk alasan pengguma untuk menyukai mungkin sangat membantu kali dalam berjalan sebagai peng lihatan kedua.
4.       Untuk  masalah pengembangnya mungkin belum cukup kali ya untuk ilmunya harus lebih keras belajarnya.
Mungki segitu dulu ide saya mungkin mengada2 atau hayalan tpi mudah-mudahan  ada orang yang bisa meralisasikan supaya bisa membantu orang yang terbantu.
Terimakasi